nih gue nyumbang artikel dari internet,
biar forum gak kayak kuburan:
tentang pengapian vespa yg masih pakai platina.
biasanya kita mengatur pengapian agar tepat pada 21 derajat btdc before top dead center. itu sudah benar pada model agak lama. kemudian sebelum pindah ke elektronik pernah vespa (aku lupa typenya) berubah jadi 22 derajat.
tapi lebih penting lagi, mungkin awam tak tahu. aku tahu karena dulu jadi montir vespa resmi. piringan tempat nempelnya coil juga perlu diatur. jadi sebelum kita set platina, kita set dulu posisi coil ini.
pada 21 derajat jaraknya itu sekitar 2 atau 4 mm (pastinya aku lupa).
efek penyetelan ini adalah menghasilkan api terbesar sewaktu pengapian. kalau ini pas maka motor mudah sekali dihidupkan. dulu kakakku pernah coba engkol pakai tangan bisa hidup. tapi jangan ditiru karena kalau nyabet, tangan bisa patah.
untuk mendapatkan 21 derajatnya itu cukup repot. ini prosedur dari bengkel resmi vespa.
butuh
1. piring aluminium setebal 3 atau 4 mm yg dulu harus beli dari danmotors vespa indonesia. sekarang bisa dibuat di bengkel yg ada cnc. aku punya cnc kecil yg mungkin bisa buat itu. barusan aku telp kakakku disumatra piringnya masih ada dan bukunya juga tapi dia mesti bongkar dulu.
2. dummy busi. mirip busi tapi ujungnya solid karena cuma dibuat untuk menabrak piston. bisa dibuat dnegan busi biasa dan ujung dalamnya dilas dengan besi padat dan ujungnya dibulatkan.
3. mur piringan magnetyg bisa mengakomodir tambahan piringan magnet. dulu yg beli dari danmotors bisa bolak balik karena ada yg mur kecil dan mur besar.
cara kerjanya:
a. lepaskan magnet seperti biasa. kendorkan 3 baut pemegang coil sampai bisa digeser dengan ketok sedikit dari lubang intip di piring magnet tapi tidak mudah bergeser sendiri.
b. tutup magnetnya. pasang piring timing aluminium dan pasang mur item 3.
c. ganti busi dengan dummy busi.
d. cari top dengan cara putar ke kiri perlahan sampai mentok dummy busi. tabrakan beberapa kali secara pelan agar kerak di atas piston stabil (tidak rontok tak mengapa yg penting stabil). kalau garis dipiring timing (yg totalnya 360 derajat) sudah mantap tandai dengan pensil.
putar pada arah berlawanan dengan perlahan sampai mentok. tandai garisnya. nah bagi 2 jarak tersebut. maka kita dapatkan topnya. logikanya sederhana bukan?
kurangi 21 derajat. tandai titik itu. itu adalah titik pengapiannya.
e. pada posisi 21 derajat, intip posisi ujung besi coil dan magnet dipiring jaraknya sekian mm (ini perlu konfirmasi kakakku dulu ya). dulu kami potong kertas karton dengan ujungnya selebar ukuran tersebut yg bisa diselipkan di lubang intip untuk ukur itu. kalau tidak pas atur posisi piring coil dengan memukul sedikit piringnya atau mungkin bisa dengan mengungkit (saya lupa kerja ini karena sudah sekitar 30 th lalu) akukerja dulu umur 15 an sekarang 45.
kalau sudah pas kencangkan sedikit baut piringan (kalau memungkinkinkan, aku sudah lupa).
f. buka piring alumunium dan magnet.
g. kencangkan 3 baut piring magnet. kendorkan baut platina.
h. cari lagi 21 derajat BTDC seperti diatas. ada baiknya check ulang dan pastikan jarak magnet yg disetel barusan tadi tidak berubah.
i. setting platina dengan timing checker yg bisa dibuat dnegan battery 9 v dan buzzer dc. (sekarang kerjaku di desain elektonika jadi ini mudah sekali) koneksinya ke kabel magnet yg ke coil dilepas dan diganti ke timing checker kita dan satu lagi ke ground (chasis).
tepatkan platina agar pada 21 derajat terjadi perubahan dari bunyi ke tidak bunyi atau sebaliknya.
kencangkan platina. buka baut piringan dan ganti dengan mur asli piringan magnet.
lepaskan timing checker dan kembalikan kabel platina ke coil.
test hidupkan.