kompresi rendah vs kompresi tinggi

bukan kawat tetapi lubang

koenig blues wrote:

bukan kawat tetapi lubang

Oke, berarti betul yang itu.
Selama ini "gambarnya" saya simpan,
dan saya sudah aplikasikan "separo".

Kalo boleh tau, berkenaan dengan hal tsb,
ketika main jet memakai 90, air corrector dan pilot jetnya memakai berapa ?
(Sekiranya yang ini merupakan bagian yang "kurang pantas" untuk dijawab,
anggap saja pertanyaan ini tidak pernah ada).
Tengs.

Laretha wrote:

koenig blues wrote:

bukan kawat tetapi lubang

Oke, berarti betul yang itu.
Selama ini "gambarnya" saya simpan,
dan saya sudah aplikasikan "separo".

Kalo boleh tau, berkenaan dengan hal tsb,
ketika main jet memakai 90, air corrector dan pilot jetnya memakai berapa ?
(Sekiranya yang ini merupakan bagian yang "kurang pantas" untuk dijawab,
anggap saja pertanyaan ini tidak pernah ada).
Tengs.

Koq gak pantas ?

Rahasia dapur gitu ?

koenig blues wrote:

sepertinya hanya saya yang berbeda sendiri :/

saya suka kompresi tinggi bahkan setinggi yang bisa saya capai dengan silinder blok original dan piston ukuran nol saya entah itu menghadapi macetnya jalanan jakarta ataupun tingginya medan pegunungan bahkan extremenya suhu udara di luar sana saya tetap setia memakai kompresi tertinggi yang bisa dicapai mesin standar untuk vespa-vespa saya, adapun untuk penyesuaian di medan yang berbeda menjadi tanggung jawab tangan kanan saya yang kadang di bantu oleh penyesuaian bukaan kopling di tangan kiri, lain daripada itu praktek berbicara lebih baik di banding teori

bagaimana itu caranay bang blues ? vespa ane ps sera . standar . tapi sudah lubang 3 , kan aslinya 2.

caranya apa ya Bung fahmi?

menaikkan kompresi:
-setelan nafur mentok ke depan
-tidak memakai paking blok

menjinakkan kompresi besar
-meminimkan bukaan gas dan memainkan kopling sebaik mungkin

itu saja sih caranya

ps: Bung Dwika M.. sepertinya saya sudah berbagi rahasia terlalu banyak disini

Laretha wrote:

Kalo boleh tau, berkenaan dengan hal tsb,
ketika main jet memakai 90, air corrector dan pilot jetnya memakai berapa ?
(Sekiranya yang ini merupakan bagian yang "kurang pantas" untuk dijawab,
anggap saja pertanyaan ini tidak pernah ada).
Tengs.

paradise2307 wrote:

Koq gak pantas ?

Rahasia dapur gitu ?

koenig blues wrote:

ps: Bung Dwika M.. sepertinya saya sudah berbagi rahasia terlalu banyak disini

Oke, bisa dicopy, tengs

Saya sendiri sudah cukup lama ingin membuat thread mengenai hal tsb,
namun masih saya tunda karena ada satu-dua data perhitungan/pemahaman yang harus saya lengkapi.

maaf bukannya saya pelit ilmu tetapi tiap mesin itu berbeda sama seperti pengendara yang menunggangnya, ada yang bisa pakai set up saya 100% tetapi ada yang tidak seperti yang dialami sepupu saya ketika mencontek mentah-mentah setelan saya mulai ukuran spuyer hingga derajat pengapian dan hasilnya piston bolong

karena berdasarkan pengalaman tersebut saya tidak ingin mempersulit beberapa rekan-rekan lain dan menunggu mereka berimprovisasi sesuai dengan kemampuan mesin mereka dan bila ada yang dirasa sulit saya siap membantu dengan memberikan beberapa saran yang saya kira cukup aman untuk diaplikasikan

ps: sepertinya setelan Bung Dwika dan Bung Yoel (scooterfreak) bisa digunakan untuk umum dan tidak berdampak negatif jadi saya nantikan thread kalian berdua

koenig blues wrote:

maaf bukannya saya pelit ilmu tetapi tiap mesin itu berbeda sama seperti pengendara yang menunggangnya, ada yang bisa pakai set up saya 100% tetapi ada yang tidak seperti yang dialami sepupu saya ketika mencontek mentah-mentah setelan saya mulai ukuran spuyer hingga derajat pengapian dan hasilnya piston bolong

Yup, kita mengerti kok

Dan memang pernah terkilas dalam benak saya,
setingan-setingan bro Ebeth jika tanpa disertai jurus khusus, maka membuka peluang terjadinya piston bolong.
Ternyata ada benarnya dugaan tersebut.

Quote :

ps: sepertinya setelan Bung Dwika dan Bung Yoel (scooterfreak) bisa digunakan untuk umum dan tidak berdampak negatif jadi saya nantikan thread kalian berdua

Dalam konteks ini status saya adalah amatiran, dengan target sekedar mengoptimasi vespa dengan kondisi standar,
supaya jangan sampai mogok di tengah perjalanan, dan supaya lebih nyaman dipakainya.
Jadi memang betul tidak akan berdampak negatif untuk pemakaian umum,
namun hasilnya ya hanya demikian, cuman sekedar umum-umum saja.
Kalopun saya buat thread, hanya dalam rangka sharing,
siapa tahu idenya bisa dikembangkan oleh rekan yang lain, dan ada masukan buat saya.

Justru sharing dari bro Yoel (scooterfreak) yang kita tunggu-tunggu; ASAP gitu.

Quote :

Quote :

ps: sepertinya setelan Bung Dwika dan Bung Yoel (scooterfreak) bisa digunakan untuk umum dan tidak berdampak negatif jadi saya nantikan thread kalian berdua

Dalam konteks ini status saya adalah amatiran, dengan target sekedar mengoptimasi vespa dengan kondisi standar,
supaya jangan sampai mogok di tengah perjalanan, dan supaya lebih nyaman dipakainya.
Jadi memang betul tidak akan berdampak negatif untuk pemakaian umum,
namun hasilnya ya hanya demikian, cuman sekedar umum-umum saja.
Kalopun saya buat thread, hanya dalam rangka sharing,
siapa tahu idenya bisa dikembangkan oleh rekan yang lain, dan ada masukan buat saya.

Justru sharing dari bro Yoel (scooterfreak) yang kita tunggu-tunggu; ASAP gitu.

padahal saya pemula dalam pervespaan.. saya memang suka utak atik mesin, troubleshooting sendiri, dan mencari setelan yg enak dan nyaman tanpa melakukan banyak perubahan meskipun harus trial and error.. dan ketika benar" error maka saya memanfaatkan jasa bengkel..

Hehehe, untung ini bukan forum politik,
kalo ini forum politik maka kita bakal dicap lagi curhat-curhatan

selama bermanfaat mengapa tidak Bung Dwika dan untuk Bung Yoel, setelan anda bagus sekali karena di dukung parts bawaan vespa anda yang masih standar pabrikan kecuali knalpot anda

koenig blues wrote:

selama bermanfaat mengapa tidak Bung Dwika dan untuk Bung Yoel, setelan anda bagus sekali karena di dukung parts bawaan vespa anda yang masih standar pabrikan kecuali knalpot anda

saya lebih suka knalpot bawaan vespa saya. karena tenaga & konsumsi bensinnya terasa pas..
untuk tread yg lalu saya menanyakan ttg knlpot bobokan itu knalpot pinjem, sama seperti kop silinder papasan waktu menulis tread ini juga pinjeman.. jd klo sudah puas nyoba maka saya kembalikan part pinjeman itu..
oyyaa klo knalpot saya ada tulisan igm,nomer dan logo piaggio, itu asli ga.. ??

menurut saya IGM adalah bawaan asli vespa..

dengan asumsi sebagai berikut :
DGM : Dan motor Gxxx Mxxx
sedangkan
IGM : Italiana Gxxx Mxxx

sehingga IGM adalah knalpot yang didatangkan dari Italy sebagai stok sparepart bagi Danmotor kala merakit vespa pada jamannya di Indonesia. bahan knalpot IGM juga lebih bagus dasri DGM (saya membuktikannya sendiri), kebetulan saya di Temanggung mempunyai jenis knalpot tersebut, dan bahannya lebih "maknyus" yang IGM

walopun banyak juga sekarang yang mencari knalpot DGM (artinya knalpot Danmotor)

semoga membantu

*) sprint saya juga ternyata berknalpot IGM

salam kenal bro semua....

setelah saya baca dari awal mengenai kompresi ini.ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan;
-kompresi di angka 9 tau 10 bahkan sampe 11.ini cara ngitungnya gimana?
-angka berapa yang dikatakan itu kompresi rendah.dan angka berapa yang dikatakan kompresi tinggi.
-Apa pengaruhnya terhadap bahan bakar.
-apa yang dimaksud dengan kompresi.bagaimana cara ngukurnya.
-apa yang dimaksud perbandingan kompresi.dan bagaimana cara ngitungnya.

sebab yang diomongkan kan kompresi.sebelum ngomongin efek ke karakter mesin.kan mestinya kita tau dulu pengertian dasar dari kompresi itu sendiri.kenyataan yang dibahas diatas adalah sudah sangat jauh pembahasannya.sedangkan dasarnya saja belum tentu semua teman disini memahaminya.

mohon penjelasan kepada yang berwenang (Suhu/master di sini).

salam .....

londotrb wrote:

salam kenal bro semua....

setelah saya baca dari awal mengenai kompresi ini.ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan;
-kompresi di angka 9 tau 10 bahkan sampe 11.ini cara ngitungnya gimana?
-angka berapa yang dikatakan itu kompresi rendah.dan angka berapa yang dikatakan kompresi tinggi.
-Apa pengaruhnya terhadap bahan bakar.
-apa yang dimaksud dengan kompresi.bagaimana cara ngukurnya.
-apa yang dimaksud perbandingan kompresi.dan bagaimana cara ngitungnya.

sebab yang diomongkan kan kompresi.sebelum ngomongin efek ke karakter mesin.kan mestinya kita tau dulu pengertian dasar dari kompresi itu sendiri.kenyataan yang dibahas diatas adalah sudah sangat jauh pembahasannya.sedangkan dasarnya saja belum tentu semua teman disini memahaminya.

mohon penjelasan kepada yang berwenang (Suhu/master di sini).

salam .....

berhubung saya pemula.. jd saya gak tau cara ngukur kompresi itu gimana..
mungkin begini caranya...

klo saya merasakan kompresi tinggi atau tidak bisa dari selahan(berat/tidak) atau menutup lubang busi dengan jari..

maaf itu rahasia

ps: yang pasti saya menggunakan alat khusus yang umum digunakan kendaraan roda 4

Quote :

koenig blues wrote:

maaf itu rahasia

ps: yang pasti saya menggunakan alat khusus yang umum digunakan kendaraan roda 4

Pelit Ilmu = Susah Dapet Temen, Susah Rejeki, Susah Jodoh, Susah Mati (Mati Tersiksa)

CARA NGUKUR KOMPRESI

Untuk menghitung kompresi mesin motor yaitu didapat dari:
Volume ruang silinder ( V1 ) + Volume ruang bakar/silinder head ( V2 ) kemudian hasilnya dibagi Volume ruang bakar ( V2 ).

Untuk Mencari V1 digunakan rumus isi tabung/silinder yaitu:
V1 = ( (22/7) x D x D x T ) : 4 [*satuannya cc]
Dimana D = diameter silinder,
T = tinggi silinder
Dan 22/7 konstanta PHI, kalo dibuletin = 3,14.

Untuk mencari V2 dgn cara ruang bakar/silinder head/silinder cop diisi pakai cairan.
Caranya Lepas silinder head dan biarkan busi terpasang pada tempatnya. Taruh ditempat yg rata dgn busi menghadap bawah dan bagian dalam menghadap atas.
Kemudian isi dgn cairan (biasanya gw pake oli samping) sampai penuh rata dgn permukaan, sedot kembali cairan tadi dgn menggunakan suntikan yg ujungnya (bagian nempel jarum) di pasang selang kecil (suntkan / insul, yg suka ngetep pasti tau dah beli dmna ) dan dihitung berapa cc isinya.

22/7 x D x D x T : 4 Dikonversi rumusnya ke motor menjadi 3,14 x DP x DP x S : 4.
Dimana DP = Diameter Piston
dan S = Stroke Efektif (langkah kruk as efektif).

Cara Ngukur S(Stroke Efektif):
Pada mesin 2 Tak Stroke efektif diukur dari bibir atas silinder ke lengkungan atas lubang buang. Gunakan sigmat agar lebih efektif

saya suka ini, terima kasih penjelasannya Bung vespa Creator

juga sebelumnya saya minta maaf bila saya merahasiakan satu atau dua hal mengenai mesin vespa saya dikarenakan cara saya sangat konvensional dalam mengukur kompresi dan kadang ada banyak hal yang saya lakukan pada vespa saya yang semestinya tidak dilakukan dengan mesin standar berpiston Nol sehingga bila dijabarkan ketakukan terbesar saya adalah bukannya membantu rekan-rekan forum tetapi malah menyiksa mereka

ps: yang pasti kubah piston saya sangat dekat dengan head cylinder saya

koenig blues wrote:

ps: yang pasti kubah piston saya sangat dekat dengan head cylinder saya

Atau istilah lainnya, kompresinya amat sangat tinggi sekali

koenig blues wrote:

maaf itu rahasia

ps: yang pasti saya menggunakan alat khusus yang umum digunakan kendaraan roda 4

Kacian deh sampean bro......
dah ngomong rahasia.....ee... malah ada temen yang lain yang mau menjelaskan dengan sangat jelas.apa gak malu sampean..... : (becanda bro)

VESPA-CREATOR wrote:

Quote :

koenig blues wrote:

maaf itu rahasia

ps: yang pasti saya menggunakan alat khusus yang umum digunakan kendaraan roda 4

Pelit Ilmu = Susah Dapet Temen, Susah Rejeki, Susah Jodoh, Susah Mati (Mati Tersiksa)

CARA NGUKUR KOMPRESI

Untuk menghitung kompresi mesin motor yaitu didapat dari:
Volume ruang silinder ( V1 ) + Volume ruang bakar/silinder head ( V2 ) kemudian hasilnya dibagi Volume ruang bakar ( V2 ).

Untuk Mencari V1 digunakan rumus isi tabung/silinder yaitu:
V1 = ( (22/7) x D x D x T ) : 4 [*satuannya cc]
Dimana D = diameter silinder,
T = tinggi silinder
Dan 22/7 konstanta PHI, kalo dibuletin = 3,14.

Untuk mencari V2 dgn cara ruang bakar/silinder head/silinder cop diisi pakai cairan.
Caranya Lepas silinder head dan biarkan busi terpasang pada tempatnya. Taruh ditempat yg rata dgn busi menghadap bawah dan bagian dalam menghadap atas.
Kemudian isi dgn cairan (biasanya gw pake oli samping) sampai penuh rata dgn permukaan, sedot kembali cairan tadi dgn menggunakan suntikan yg ujungnya (bagian nempel jarum) di pasang selang kecil (suntkan / insul, yg suka ngetep pasti tau dah beli dmna ) dan dihitung berapa cc isinya.

22/7 x D x D x T : 4 Dikonversi rumusnya ke motor menjadi 3,14 x DP x DP x S : 4.
Dimana DP = Diameter Piston
dan S = Stroke Efektif (langkah kruk as efektif).

Cara Ngukur S(Stroke Efektif):
Pada mesin 2 Tak Stroke efektif diukur dari bibir atas silinder ke lengkungan atas lubang buang. Gunakan sigmat agar lebih efektif

sip bro atas semua penjelasan yang panjang lebar.semoga banyak temen.murah rezeki,dan sukses slalu.....disini memang tempat tukar pikiran.kalau gak mau tukar pikiran ngapain kemari...benerkan bro?
Ok kembali ke topik.Tapi saya kurang sreg mengenai cara mencari V2nya bro.
sepertinya cara diatas kurang presisi (Ini menurut saya,kalau salah mohon dikoreksi).karena permukaan piston kan gak datar ,tentu hasilnya akan lain bila head dalam kondisi terpasang.

Kemudian soal stroke efektif;berarti kalau mesin 2 tak cara ngukur perbandingan kompresi dari tinggi lubang buang ya..?
jadi bisa disimpulkan kalau angka ditas adalah cara mencari perbandingan kompresi.
Trus gimana dong cara mencari kompresi?