kompresi rendah vs kompresi tinggi

do ngomong opo

VESPA-CREATOR wrote:

koenig blues wrote:

caranya apa ya Bung fahmi?

menaikkan kompresi:
-setelan nafur mentok ke depan
-tidak memakai paking blok

menjinakkan kompresi besar
-meminimkan bukaan gas dan memainkan kopling sebaik mungkin

itu saja sih caranya

ps: Bung Dwika M.. sepertinya saya sudah berbagi rahasia terlalu banyak disini

SORI BUNG.

SETELAH MEMBACA POST ANDA TENTANG STELAN NAFUR UNTUK MENAIKAN KOMPRESI, SONTAK PARA MEKANIK VESPA BALAP MENERTAWAKAN ANDA

KARNA ITU GAK ADA GUNANYA, MUNGKIN HANYA PERASAAN ANDA SAJA

sepaham dengan mas VESPA Creator

VESPA-CREATOR wrote:

Laretha wrote:

londotrb wrote:

Penjelasan yang istimewa bro......
salut..... cuma sayang masih dicampur aduk antara 2 tak dan 4 tak....kan bikin bingung pemula seperti saya.

Lha mau gimana, situ yang nyampur aduk, kemudian situ juga yang dibikin binun.
Dari depan kan tadinya ndak nyampur seperti itu

mohon maaf.

saya lupa bilang kalo saya biasa menggeluti vespa standar Drag Race/ Vespa Balap..

Jadi saya sudah membahas standar vespa yang saya ciptakan menggunakan klep, dll.

mungkin kalo anda pernah lihat balapan di pemda atau Taman Mini

anda pasti mengerti penggunaan klep di vespa saya dan juga part2 yang biasa anda jumpai di motor 4 tak akan anda temui di vespa saya.

sekali lagi saya mohon maaf telah membahas terlalu meluas.

DAN JIKA ANDA MENEMUKAN ARTIKEL SERUPA DENGAN POSTINGAN SAYA INI ITU KARENA ARTIKEL ITU MEMANG SAYA YANG MENULIS UNTUK PERTANYAAN SERUPA PADA MESIN 4 TAK.

mohon bimbingannya.

Pake head 4 tak apa bro?

Laretha wrote:

londotrb wrote:

Ironis memang...di satu sisi pembahannya udah jauh, sampe ke karakter mesin ,ddan angka kompresi yang sampe 9,10,11 (angka segini buat 2 tak gak mungkin deh.terkecuali cara ngitungnya seperti 4 tak)

Konon standar kompresi vespa memang lumayan tinggi; PX di kisaran 9,2 : 1

Kata temen saya.....
Kalau data seperti diatas itu dinamakan Perbandingan kompresi statis.
Kalau dalam dunia korek mengkorek mesin yang dipake adalah kompresi dinamis.

Tapi itu kata temen saya lo...kalau salah mohon dikoreksi

koenig blues wrote:

Laretha wrote:

londotrb wrote:

Ironis memang...di satu sisi pembahannya udah jauh, sampe ke karakter mesin ,ddan angka kompresi yang sampe 9,10,11 (angka segini buat 2 tak gak mungkin deh.terkecuali cara ngitungnya seperti 4 tak)

Konon standar kompresi vespa memang lumayan tinggi; PX di kisaran 9,2 : 1

hmm sepertinya kita sedang ditest oleh crew londo tech jogja.. saya rasa sudah cukup dengan apa yang dijabarkan Bung Dwika diatas, tetapi sebaliknya ada baiknya Bung Londo berbagi rahasia kompresi vespa yang konon katanya di televisi bisa mengalahkan motor batangan 2 tak dan apakah bisa membuat vespa bermesin standar rotary dengan karbu 20-20 menjadi kencang dengan piston 57mm hingga setara dengan mereka yang menggunakan piston berukuran diatas 62mm beserta reed valve hanya dengan berbekal kompresi

Saya sudah gak respek denagn anda bung.di awal poting ,saya sedikit bertanya.tapi apa jawaban anda......RAHASIA

londotrb wrote:

Kata temen saya.....
Kalau data seperti diatas itu dinamakan Perbandingan kompresi statis.
Kalau dalam dunia korek mengkorek mesin yang dipake adalah kompresi dinamis.

Tapi itu kata temen saya lo...kalau salah mohon dikoreksi

Kemungkinan besar yang bro Londotrb katakan benar,
karena saya kenalnya hanya yang standar-standar saja.

Kebetulan vespa yang saya miliki fungsinya untuk harian, untuk saya pakai cari nafkah,
dan sesekali saya ajak jalan-jalan untuk cari suasana yang menyegarkan,
sehingga vespanya saya pertahankan dalam kondisi standar.
Yang saya lakukan hanyalah mengoptimasi apa yang ada,
supaya semakin nyaman dipakai, tidak mogok di jalan,
dan tahan serta tidak rewel ketika diajak menempuh perjalanan yang ekstra jauh.

Jika bro Ebeth mampu menjelaskan dan menjawab dengan hal-hal yang non standar,
itu karena bro Ebeth sudah sejak bertahun-tahun yang lalu bergelut di dunia per-korek-an dan per-racing-an vespa,
namun tidak demikian halnya dengan saya,
dimana dalam diskusi di forum ini, postingan saya pasti terlebih dulu mengacu pada hal-hal yang standar.

Dengan pemahaman seperti itulah, di atas saya katakan kemungkinan besar yang bro Londotrb katakan benar,
karena memang saya tidak mengetahuinya,
dan karena saya lebih banyak mengacu kepada textbook.


Kalo boleh, sekalian tanya,
apakah bedanya kompresi statis dan kompresi dinamis ?
Dan mengapa dalam dunia korek-mengorek justru lebih mengacu kepada kompresi dinamis ?
Maturnuwon.

Sudahlah jgn pd menyalahkan seseorang,kita di sini sm2 belajar. Mari kita mulai. Sebenernya penghitungan kompresi dinamis itu hanya efektifnya di mesin 4 tak. Sedangkan kompresi statis dihitung berdasarkan pd saat piston berada pada TMB (titik mati bawah) ke TMA (titit eh titik mati atas) dgn rumus : (Rc=Vs+Vrb/Vrb) dimana :
Rc : Rasio Kompresi
Vs : Volume Silinder
Vrb : Volume Ruang Bakar
Pada motor 2 tak kompresi dinamis hanya dihitung setrelah ujung kepala piston melewati atau menutup lubang buang. Sedangkan pada mesin 4 tak cara menghitung kompresi dinamis tidak hanya menghitung dr TMB ke TMA saja melainkan dihitung pula pada saat klep masuk+buang menutup bersama-sama,pada saat itulah kita bisa mengukur rasio kompresi dinamis mesin 4 tak sesungguhnya dgn rumus : (Rc=Vrb+[R+L-{(R x cos Q)-(L x sin (arc cos(R x L x sin Q)))}]/Vrb) dimana :
Rc : Rasio Kompresi
Vrb : Volume Ruang Bakar
R : Stroke/2
L : Panjang Stang Piston
Q : 180-(klep In menutup) dlm derajat.

mungkin hanya itu yg saya tau. barangakali ada yg mau menambahkan.maklum msh belajar....

Lucky Excel wrote:

Sudahlah jgn pd menyalahkan seseorang,kita di sini sm2 belajar. Mari kita mulai. Sebenernya penghitungan kompresi dinamis itu hanya efektifnya di mesin 4 tak. Sedangkan kompresi statis dihitung berdasarkan pd saat piston berada pada TMB (titik mati bawah) ke TMA (titit eh titik mati atas) dgn rumus : (Rc=Vs+Vrb/Vrb) dimana :
Rc : Rasio Kompresi
Vs : Volume Silinder
Vrb : Volume Ruang Bakar
Pada motor 2 tak kompresi dinamis hanya dihitung setrelah ujung kepala piston melewati atau menutup lubang buang. Sedangkan pada mesin 4 tak cara menghitung kompresi dinamis tidak hanya menghitung dr TMB ke TMA saja melainkan dihitung pula pada saat klep masuk+buang menutup bersama-sama,pada saat itulah kita bisa mengukur rasio kompresi dinamis mesin 4 tak sesungguhnya dgn rumus : (Rc=Vrb+[R+L-{(R x cos Q)-(L x sin (arc cos(R x L x sin Q)))}]/Vrb) dimana :
Rc : Rasio Kompresi
Vrb : Volume Ruang Bakar
R : Stroke/2
L : Panjang Stang Piston
Q : 180-(klep In menutup) dlm derajat.

mungkin hanya itu yg saya tau. barangakali ada yg mau menambahkan.maklum msh belajar....

O...., gitu toh.

Lalu, dengan pemahaman seperti itu,
dalam pemakaian harian, bedanya perhitungan kompresi statis dan dinamis untuk apa ?
Dan manfaat dari perhitungan kompresi dinamis itu untuk apa ?

So, kompresi statis itu dmn kompresi standar yg dihasilkan oleh tekanan piston dr TMB ke TMA sj.sedangkan kompresi dinamis adalah kompresi dmn dihitung meliputi sebelum maupun setelah ada perubahan ruang bakar,volume silinder,port isap,port exhaust dan lainnya.

Sbnrnya kompresi dinamis ato padat bin korekan kl buat harian payah jg om laretha,selain cepet panas kt jg jadi hrs pake bhn bkr yg ber-oktan tinggi karna ruang bkr makin sempit.yg pasti mah kl buat harian mending standard aja.lebih enak dipakenya.stuju Om Laretha.

Oh iya satu lg lupa maap Om.manfaatnya perhitungan kompresi dinamis utk mengetahui sebrp besar kompresi yg didpt dgn menghitung smua kemungkinan yg tlah kita robah.

Oke, tengs,
saya mulai menangkap maksudnya, dan tidak berbeda jauh dengan pemahaman saya selama ini.

Saya melihatnya bahwa kompresi statis adalah kompresi standar,
sesuai dengan disain dan perhitungan dari pabrikan.

Sedangkan kompresi dinamis adalah kompresi riil,
yaitu nilai kompresi yang bisa kita baca besarannya melalui compression gauge,
dimana nilai kompresi dinamis ini bisa berbeda dengan nilai kompresi statis,
mungkin disebabkan oleh ketidaksengajaan, juga mungkin oleh tindakan yang sengaja.
Disebabkan oleh ketidaksengajaan, misalnya adanya kerak yang tebal di ruang bakar,
atau karena blok silinder dan piston yang aus, atau ring seher yang melemah.
Disebabkan oleh tindakan yang sengaja misalnya karena tindakan oversize, penipisan head silinder,
dan hasil dari tindakan korek-mengorek.


Mengenai kompresi dinamis di mesin 4T,
saya setuju bahwa dihitungnya pada saat kedua klep dalam kondisi menutup,
karena celah sedikit saja yang disebabkan oleh klep terbuka membuat kompresi "menghilang".

Berkenaan dengan kompresi dinamis di mesin 2T,
saya berpendapat sedikit berbeda.
Secara teori kompresi dinamis dihitung pada saat kepala piston mulai menutup lubang buang/bilas,
namun secara praktek mungkin tidak seperti itu.

Memang di 4T kompresi akan "menghilang" pada saat katup terbuka,
namun tidak demikian halnya dengan mesin 2T.
Dalam kondisi piston belum menutup lubang sehingga lubang terbuka (masuk maupun pembuangan),
kompresi di mesin 2T sudah mulai bisa dihitung,
karena pada saat lubang masuk terbuka,
di sana ada kompresi primer yang memberi dorongan ke dalam,
dan pada saat lubang pembuangan terbuka,
di sana juga tekanan ke dalam yang berasal dari tekanan balik dari saluran pembuangan.



Mungkin ada rekan yang bisa mengoreksi atau menambahkan ?

Lucky Excel wrote:

Sbnrnya kompresi dinamis ato padat bin korekan kl buat harian payah jg om laretha,selain cepet panas kt jg jadi hrs pake bhn bkr yg ber-oktan tinggi karna ruang bkr makin sempit.yg pasti mah kl buat harian mending standard aja.lebih enak dipakenya.

Saya setuju bahwa akhirnya perlu mempertimbangkan kebutuhan dan peruntukannya.

Bahkan kalaupun ingin meningkatkan kompresi vespa kita,
mengacu kepada istilah umum, tingkatan mana (tingginya kompresi) yang ingin kita capai?
Ingin yang kategori enduro, motocross(vespacross), atau kompresi untuk road race ?

Laretha wrote:

Lucky Excel wrote:

Sbnrnya kompresi dinamis ato padat bin korekan kl buat harian payah jg om laretha,selain cepet panas kt jg jadi hrs pake bhn bkr yg ber-oktan tinggi karna ruang bkr makin sempit.yg pasti mah kl buat harian mending standard aja.lebih enak dipakenya.

Saya setuju bahwa akhirnya perlu mempertimbangkan kebutuhan dan peruntukannya.

Bahkan kalaupun ingin meningkatkan kompresi vespa kita,
mengacu kepada istilah umum, tingkatan mana (tingginya kompresi) yang ingin kita capai?
Ingin yang kategori enduro, motocross(vespacross), atau kompresi untuk road race ?

klo buat dagang kompresinya berapa yak..??

scooter.freaks wrote:

Laretha wrote:

Lucky Excel wrote:

Sbnrnya kompresi dinamis ato padat bin korekan kl buat harian payah jg om laretha,selain cepet panas kt jg jadi hrs pake bhn bkr yg ber-oktan tinggi karna ruang bkr makin sempit.yg pasti mah kl buat harian mending standard aja.lebih enak dipakenya.

Saya setuju bahwa akhirnya perlu mempertimbangkan kebutuhan dan peruntukannya.

Bahkan kalaupun ingin meningkatkan kompresi vespa kita,
mengacu kepada istilah umum, tingkatan mana (tingginya kompresi) yang ingin kita capai?
Ingin yang kategori enduro, motocross(vespacross), atau kompresi untuk road race ?

klo buat dagang kompresinya berapa yak..??

Kalo buat dagang kondisi kesehatan dan tingkat panasnya memang perlu dipelihara,
sehingga jika badan terasa kurang nyaman, maka kita perlu ekstra vitamin,
bahkan kadang kita perlu di-kompresi juga


O iya, di atas ada yang kelupaan, jadi nyambungnya di sini saja.
Jika vespa kita dalam kondisi standar kompresi statisnya sekitar 9,2
maka nilai kompresi dinamisnya ada di kisaran 6 - 6,5 atau ngkali bisa sampai 7.


(nek salah tulung dibenerke yo)

Laretha wrote:

scooter.freaks wrote:

Laretha wrote:

Lucky Excel wrote:

Sbnrnya kompresi dinamis ato padat bin korekan kl buat harian payah jg om laretha,selain cepet panas kt jg jadi hrs pake bhn bkr yg ber-oktan tinggi karna ruang bkr makin sempit.yg pasti mah kl buat harian mending standard aja.lebih enak dipakenya.

Saya setuju bahwa akhirnya perlu mempertimbangkan kebutuhan dan peruntukannya.

Bahkan kalaupun ingin meningkatkan kompresi vespa kita,
mengacu kepada istilah umum, tingkatan mana (tingginya kompresi) yang ingin kita capai?
Ingin yang kategori enduro, motocross(vespacross), atau kompresi untuk road race ?

klo buat dagang kompresinya berapa yak..??

Kalo buat dagang kondisi kesehatan dan tingkat panasnya memang perlu dipelihara,
sehingga jika badan terasa kurang nyaman, maka kita perlu ekstra vitamin,
bahkan kadang kita perlu di-kompresi juga

hehehehhe.. ini beneran bro..
klo vespa buat dagang kan muatannya banyak.. apalagi yang buat narik gerobak atau dikasih sespan... nah klo begitu enaknya pake rendah apa tinggi..??

@scooter.freaks
klo menurut gw sih, klo ngomong enak ato kenyamanan ya tentu mungkin kompresi tinggi sgt enak
tp klo utk harian atawa bwt dagang mungkin lbh tpt yg standar pabrikan aja toh itu uda cukup klo menurut gw, coz org dagang kan pasti pgn dpt untung yg setinggi2 nya sedangkan klo pk kompresi tinggi pasti akan mengeluarkan energi lbh bsr (mksdnya selain energi motor jg energi ngeluarin duit entah bensinnya ato komponennya)

jd menurut gw kesimpulannya motor bwt dagang kurang cocok pk kompresi tinggi

scooter.freaks wrote:

Laretha wrote:

scooter.freaks wrote:

klo buat dagang kompresinya berapa yak..??

Kalo buat dagang kondisi kesehatan dan tingkat panasnya memang perlu dipelihara,
sehingga jika badan terasa kurang nyaman, maka kita perlu ekstra vitamin,
bahkan kadang kita perlu di-kompresi juga

hehehehhe.. ini beneran bro..
klo vespa buat dagang kan muatannya banyak.. apalagi yang buat narik gerobak atau dikasih sespan... nah klo begitu enaknya pake rendah apa tinggi..??

Imho, vespa dalam kondisi terbaik dan tersehat adalah vespa standar.

Para insinyur yang mendisain, merancang, dan membuat Vespa bukannya tidak tahu bahwa,
- kompresi vespa bisa dibuat lebih tinggi sehingga tenaganya konon bisa lebih besar
- knalpot racing (yang racing beneran) bisa memberikan ekstra power bagi si lebah
- setelan ini itu bisa membuat pemakaian bahan bakar lebih hemat,
- dan sebagainya.
Namun sekalipun mengetahui semuanya itu,
para insinyur sampai kepada kesimpulan bahwa yang terbaik adalah vespa standar seperti yang dikenal secara umum

Salah satu buktinya bahwa mereka tahu,
ketika memang ingin membuat vespa yang ekstra cepat, para insinyur tersebut mengeluarkan T5.
Dan kita tahu bahwa T5 yang sakti tersebut ccnya hanya 125; keren bukan ?
Sampai hari ini mungkin kita bisa memodif bodi vespa menjadi seperti T5,
namun apakah ada yang mampu melakukan reverse enginering T5 tersebut ?

Jadi, sekalipun bisa membuat yang sakti-sakti, para insinyur tersebut justru mengeluarkan yang standar.
Mengapa demikian ?
Kita sama-sama tahu bahwa vespa yang standar tersebut adalah kompromi dan kombinasi terbaik dari :
- Kualitas vespa secara menyeluruh
- Harga jual yang lebih ekonomis
- Daya tahan dan keawetan vespa
(Misalnya, kompresi lebih tinggi menghasilkan daya ledakan yang lebih tinggi,
dan membutuhkan bearing dan piston yang lebih berkualitas, atau usianya akan menjadi pendek)
- Pemeliharaan yang lebih mudah, dengan power yg baik, dan bisa dipakai untuk kerja berat dan jarak jauh
- Knalpot standar adalah kompromi antara fungsi "knalpot 2T" dengan fungsi silencer yang baik.
(Sehingga tenaganya tetap memadai, dan suaranya tidak mengganggu tetangga).
- Vespa standar sudah didisain dan diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga pendingan cukup memadai, ukuran karburator cukup memadai, sehingga samping kanan dan kiri bisa ditutup dan memancarkan keindahan sang vespa.
- Vespa standar yang dirawat dengan baik, pemakaian bahan bakarnyapun relatif ekonomis.

Dengan pertimbangan hal-hal itulah, sehingga di atas saya katakan,
bahwa vespa dalam kondisi terbaik dan tersehat adalah vespa standar.


Dan karena seorang pedagang yang memakai vespa pasti membutuhkan vespa yang
- setiap saat siap untuk dipakai
- tidak rewel
- tidak repot pemeliharaannya
- bahan bakarnya yang relatif ekonomis
- bentuk vespanya sebaiknya mendekati standar sehingga bisa bawa banyak barang
- kalaupun memakai sespan, vespanya harus bertenaga, namun tidak over heating
- knalpotnya kalo bisa jangan terlalu berisik, karena acapkali berada di tengah kerumunan orang banyak
maka, imho,
seorang pedagang membutuhkan sebuah vespa yang berada dalam kondisi terbaik dan tersehat,
yaitu sebuah vespa standar.


Seperti itulah pendapatku mengenai vespa yang cocok untuk seorang pedagang.
Sudah tentu jawabannya akan berbeda lagi, jika yang ditanyakan adalah vespa yang cocok untuk seorang kurir.

mas Lareta:
imho itu apaanya.......???

Sampean tinggal dimana ya?

londotrb wrote:

mas Lareta:
imho itu apaanya.......???

Sampean tinggal dimana ya?

"imho" itu singkatan dari In My Humble Opinion,
terjemahan bebasnya, "ini pendapatku yang mungkin aja salah".

Saat ini saya tinggal di Cianjur.

Laretha wrote:

londotrb wrote:

mas Lareta:
imho itu apaanya.......???

Sampean tinggal dimana ya?

"imho" itu singkatan dari In My Humble Opinion,
terjemahan bebasnya, "ini pendapatku yang mungkin aja salah".

Saat ini saya tinggal di Cianjur.

wah boleh mampir dong ke cianjurr kita punya vespa plat cianjur mau tak mutasi jadi plat ternate mungkin bulan maret